HUBUNGAN DAGANG INDONESIA DENGAN INDIA

Peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi disekitar hubungan dagang Indonesia-India juga mengenai barang-barang dagangan sumber-sumber India tidak dapat memberikan keterangan yang jelas. Sebuah naskah kuno India menyebutkan bahwa kayu gaharu dan kayu cendana berasal dari negeri asing. Mungkin dari Asia Tenggara, yang jelas ialah bahwa kayu gaharu Indonesia tidak pernah menjadi barang ekspor yang terkenal. Yang lebih terkenal adalah kayu cendana dari daerah timur Indonesia. Rupa-rupanya kayu cendana itu dikumpulkan oleh para pedagang Indonesia di pusat-pusat perdagangan dengan India di Indonesia bgian barat dan kemudian diperdagangkan ke India.

Cengkeh yang kemudian menjadi salah satu hasil kepulauan Indonesia Timur yang masyur, sudah pula menjadi bahan dagangan yang dicari oleh para pedagang India. Dalam kitab Raghuvamsa karangan Kalidasa yang menurut para ahli hidup sekitar tahun 400 M disebut Lavanga (cengkeh) yang berasal dari dvipantara. Wolter percaya bahwa yang dimaksud dengan dvipantara adalah Kep. Indonesia. Awal pengaruh hubungan dagang antara Indonesia dan India tidak dapat dinyatakan dengan angka tahun yang pasti.


HUBUNGAN DAGANG INDONESIA DENGAN CINA

Suatu hal yang penting dalam hubungan dagang antara Indonesia & Cina ialah adanya hubungan pelayaran langsung antara kedua tempat tsb. Hubungan pelayaran itu dapat merupakan bagian dari hubungan pelayaran antara Asia barat dengan Cina, tetapi juga dapat merupakan hubungan tersendiri antara Indonesia-Cina. Menurut Wolter, bukti-bukti menunjukkan bahwa pelayaran niaga melintasi Laut Cina Selatan untuk pertama kalinya terjadi antara abad III M dan abad V M. tetapi bukti yang pasti mengenai pelayaran antara Indonesia dan Cina berasal dari abad V M. Keadaan pelayaran itu dapat disimpulkan dari perjalanan dua orang pendeta Agama Budha yaitu Fa Hien dan Gunavarman. Fa Hien bertolak dari Sri Lanka pada tahun 413.Ia menempuh seluruh perjalanan kembali ke Cina melalui laut. Pada bulan Mei, ia bertolak dari Yeh-Po-Ti ke Cina. Yeh-Po-Ti diartikan sebagai Yamadwipa oleh para peneliti, tetapi Yamadwipa tida harus P. Jawa. Perjalanan Gunavarman adalah sebuah contoh lain tentang pelayaran langsung dari Indonesia ke Cina. Gunavaraman bertolak dari She-P’o, yaitu P. Jawa. Pada mulanya nahkoda singgah disebuah kerajaan kecil, tetapi karena angin sedang baik maka diputuskan untuk berlayar langsung ke Cina. Pada tahun 449, Kaisar Wen Ti (424-453) mengirimkan utusan ke She-P’o. selain itu sebenarnya ia juga berniat untuk menjemput Gunavarman di She-P’o

Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahawa pelayaran langsung antara Indonesia dan Cina pada masa itu telah lazim dilakukan.

Diposting oleh AUFKLARUNG Rabu, 24 Februari 2010

0 komentar

Posting Komentar

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "